Senin, 15 September 2014

Teknik Evakuasi Korban



TEKNIK-TEKNIK EVAKUASI KORBAN

A. URUNG-URUNG/GORONG-GORONG

Urung-urung/Gorong-gorong  adalah  rintangan berupa tempat yang pendek dan sempit dengan tinggi 60 Cm, lebar 70 Cm dan panjang 300 Cm tidak dapat dilalui dengan berdiri dan menggunakan usungan, tetapi dengan cara merangkak.

Langkah-langkah melewatinya adalah sebagai berikut :
1.      Kurang lebih 2 meter dari rintangan berhenti dengan posisi membujur sebelah kiri atau kanan posisi kepala pasien di depan.
2.      No. 5 melapor bahwa di depan ada rintangan, selanjutnya melakukan penjajakan (survai) medan/ rintangan.
3.      Dengan menggunakan senter No. 5 melakukan survai dengan cara merangkak, senter dinyalakan, untuk meneliti keadaan dan keamanan di dalam urung-urung. Setelah keluar dari urung-urung kemudian menancapkan bendera diseberang rintangan.
4.      Sementara No. 5 survai,  anggota kelompok lain melakukan pemeriksaan keadaan pasien dan mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan
5.      No. 5 kembali dan melaporkan keadaan rintangan bahwa rintangan dapat dilalui.
6.      Seorang petugas yang paling kuat tidur tengkurap, siap untuk memasuki urung-urung dengan membawa pasien dalam posisi tidur telentang di atas tubuh penolong.
7.      Tiga orang petugas segera meletakkan penderita di atas punggung penolong yang telah dipersiapkan.
8.      Badan Pasien (tanpa melepas selimut) disatukan dengan badan pedolong dengan cara mengikatnya dengan menggunakan mitela ditempat tertentu, agar tidak lepas saat bergerak.
9.      No. 5 memasuki urung-urung lebih dulu dengan senter tetap di tangan, kemudian berbalik posisi ( saling berhadapan) mengarahkan senter ke dalam urung-urung dan memberi aba-aba/petunjuk kepada petugas penolong untuk memasuki urung-urung.
10.  Petugas penolong memasuki urung-urung dengan merayap, di susul oleh petugas lain sambil membawa peralatan
11.  Setelah melalui rintangan, pasien kembali ditempatkan pada tandu
12.   Sebelum melanjutkan perjalannan memeriksa keadaan pasien, selanjutnya petugas menempati posisi pengusungan dan melanjutkan perjalanan dengan posisi kepala di belakang.

B. LORONG SEMPIT

Lorong sempit adalah rintangan yang sempit tidak dapat dilalui dengan menggunakan tandu tetapi harus berjalan miring dengan membawa pasien. Tinggi 200 Cm lebar 55 Cm panjang 500 Cm

Langkah-langkah melewatinya adalah sebagai berikut :
1.      Kurang lebih 2 meter dari rintangan berhenti dengan posisi membujur sebelah kiri atau kanan posisi kepala pasien di depan.
2.      No. 5 melapor bahwa di depan ada rintangan, selanjutnya melakukan penjajakan (survai) medan/ rintangan.
3.      Dengan menggunakan senter No. 5 melakukan survai, senter dinyalakan, untuk meneliti keadaan dan keamanan di dalam urung-urung. Setelah keluar dari lorong sempit kemudian menancapkan bendera.
4.      Sementara No. 5 survai,  anggota kelompok lain melakukan pemeriksaan keadaan pasien dan mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan
5.      No. 5 kembali dan melaporkan keadaan rintangan bahwa rintangan dapat dilalui.
6.      Pasien dibawa memasuki lorong sempit dengan cara berjalan miring, posisi pasien miring mendekap petugas No.1.
7.      Petugas memasuki lorong sempit dengan urutan No. 5 paling dulu memberikan aba-aba dengan membawa senter menyusul pembawa pasien No. 1,2 dan 3 terakhir No. 4 membawa peralatan
8.      Setelah melalui rintangan, pasien kembali ditempatkan pada tandu.
9.      Sebelum melanjutkan perjalannan memeriksa keadaan pasien, selanjutnya petugas menempati posisi pengusungan dan melanjutkan perjalanan dengan posisi kepala di belakang

C. RINTANGAN TINGGI
Rintangan tinggi adalah  rintangan yang harus dilalui dengan cara melompati rintangan dan pasien tetap berada di atas usungan. Tinggi 125 – 150 Cm.

Langkah-langkah melewatinya adalah sebagai berikut :
1.      Kurang lebih 2 meter dari rintangan berhenti dengan posisi lurus menghadap rintangan posisi kepala pasien di depan.
2.      No. 5 melapor bahwa di depan ada rintangan, selanjutnya melakukan penjajakan (survai) medan/ rintangan dengan cara memeriksa kekuatan rintangan.
3.      No. 5 melakukan survai, melompati rintangan untuk meneliti keadaan dan keamanan kemudian menancapkan bendera.
4.      Sementara No. 5 survai, anggota kelompok lain melakukan pemeriksaan keadaan pasien dan mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan
5.      No. 5 kembali dan melaporkan keadaan rintangan bahwa rintangan dapat dilalui.
6.      Usungan/penderita diangkat bersama-sama, kemudian ujung pegangan bagian depan diletakkan di atas rintangan dengan hati-hati digeser sampai melewati kaki usungan. Dua orang pemegang usungan bagian belakang tetap mengangkat usungan dan harus menyesuaikan agar usungan tetap sejajar dengan rintangan.
7.      Posisi No 5 berada di bawah usungan, sedangkan pemegang usungan yang di depan segera melompati rintangan.
8.      Sampai di seberang di bawah aba-aba mengangkat usungan tidak tinggi tetapi hampir menyentuh rintangan sampai kaki usungan.
9.      Posisi No. 5 memegang usungan petugas pemegang usungan bagian belakang melompati rintangan. Setelah berada di seberang rintangan bersama-sama petugas pemegang usungan di depan secara berhati-hati mengankat usungan dan menurunkan usungan, No 5 menyusul melompat rintangan.
10.  Sebelum melanjutkan perjalannan memeriksa keadaan pasien, selanjutnya petugas menempati posisi pengusungan dan melanjutkan perjalanan dengan posisi kepala di belakang


D. MENYEBRANGI SUNGAI

Sungai yang dilalui minimum memiliki lebar 500 Cm berisi air minimum setinggi lutut.

Langkah-langkah melewatinya adalah sebagai berikut :
1.      Kurang lebih 3 meter dari pinggir sungai atau tempat yang diperkirakan aman pembawa penderita/usungan berhenti kemudian menurunkan usungan.
2.      No. 5 melapor bahwa di depan ada rintangan, selanjutnya melakukan penjajakan (survai) medan/ rintangan.
3.      No. 5 melakukan survai/ menjajaki mencari tempat yang memungkinkan di lalui. Dengan menggunakan tongkat bendera menjajaki kedalaman sungai dan melangkahkan kaki dengan cara menelusur dasar sungai (tidak di angkat) sampai diseberang sungai. Arah yang hendak dilalui kurang lebih miring 60 derajat serah arus sungai. Untuk keamanan bila perlu menggunakan tambang pengaman. Setelah sampai di seberang kemudian menancapkan bendera.
4.      Sementara No. 5 survai, anggota kelompok lain melakukan pemeriksaan keadaan pasien dan mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan.
5.      No. 5 kembali dan melaporkan keadaan rintangan bahwa rintangan dapat dilalui.
6.      Posisi berjalan sama dengan di darat, No. 5 berjalan lebih dulu sambil memberi isyarat dan aba-aba lainnya kepada pengusung pasien
7.      Berjalan di sungai tidak boleh melangkahkan kaki seperti layaknya di darat, tapi dengan cara menelesurkan telapak kaki. Kalaupun harus melangkah tidak boleh tinggi-tinggi.
8.      Membawa usungan boleh di pundak atau di lengan tergantung kedalaman air sungai yang tidak boleh dilupakan adalah tali pengaman benar-benar sudah erat menyatu antara pasien dengan usungan/tandu.
9.      Sebelum melanjutkan perjalanan memeriksa keadaan pasien, selanjutnya petugas menempati posisi pengusungan dan melanjutkan perjalanan dengan posisi kepala di belakang


E. NAIK & TURUN TEBING

Naik-turun tebing adalah  jalan yang naik atau turun sekitar 30 sampai 70 derajat, caranya berlaku juga untuk naik turun tangga.


Langkah-langkah melewatinya adalah sebagai berikut :
A. NAIK TEBING ATAU TANGGA
1.      Kurang lebih 2 meter dari rintangan berhenti dengan posisi lurus menghadap rintangan posisi kepala pasien di depan.
2.      No. 5 melapor bahwa di depan ada rintangan, selanjutnya melakukan penjajakan (survai) medan/ rintangan.
3.      No. 5 melakukan survai, sampai di bagian atas untuk meneliti keadaan dan keamanan kemudian menancapkan bendera.
4.      Sementara No. 5 survai,  anggota kelompok lain melakukan pemeriksaan keadaan pasien dan mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan
5.      No. 5 kembali dan melaporkan keadaan rintangan bahwa rintangan dapat dilalui.
6.      Dengan posisi rata-rata air, bila tebing curam ujung usungan bagian depan diletakkan dulu ditepi tebing atas. Diusahan agar menjulur jauh kedalam. Dua orang segera naik tebing untuk kemudian mengangkat usungan bagian depan sedikit. Pembawa/pengusung bagian belakang mengeser usungan dengan gerakan maju sedangkan yang berada di atas menariknya perlahan-lahan, sampai usungan masuk melewati tebing. Kemudian dua orang yang masih berada di bawah naik tebing. Dilakukan terus dengan posisi dipertahankan rata-rata air hingga sampai ke bagian atas tebing.
7.      Sebelum melanjutkan perjalannan memeriksa keadaan pasien, selanjutnya petugas menempati posisi pengusungan dan melanjutkan perjalanan dengan posisi kepala di belakang.

B. TURUN TEBING ATAU TANGGA
1.      Kurang lebih 2 meter dari rintangan berhenti dengan posisi lurus menghadap rintangan posisi kepala pasien di belakang.
2.      No. 5 melapor bahwa di depan ada rintangan, selanjutnya melakukan penjajakan (survai) medan/ rintangan.
3.      No. 5 melakukan survai, sampai di bagian bawah untuk meneliti keadaan dan keamanan kemudian menancapkan bendera.
4.      Sementara No. 5 survai anggota kelompok lain melakukan pemeriksaan keadaan pasien dan mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan
5.      No. 5 kembali dan melaporkan keadaan rintangan bahwa rintangan dapat dilalui.
6.      Dengan posisi rata-rata air, bila tebing curam ujung usungan bagian belakang diletakkan dulu ditepi tebing atas. Diusahan agar menjulur jauh keluar. Dua orang segera turun tebing untuk kemudian mengangkat usungan bagian belakang sedikit.
Pembawa/pengusung bagian depan mengeser usungan dengan gerakan maju sedangkan yang berada di atas neletakkan dan menggeser perlahan-lahan, sampai usungan menegai tebing. Kemudian dua orang yang masih berada di atas turun tebing. Dilakukan terus dengan posisi dipertahankan rata-rata air hingga sampai ke bagian atas tebing.
7.      Sebelum melanjutkan perjalannan memeriksa keadaan pasien, selanjutnya petugas menempati posisi pengusungan dan melanjutkan perjalanan dengan posisi kepala di belakang

CATATAN : Khusus tangga tidak perlu di letakkan di tangga tetapi diusahakan bagaimanapun tetap usungan pada posisi rata-rata air.


F. RUMAH SAKIT

Rumah sakit adalah bagian terakhir dari kegiatan evakuasi korban. Untuk langkah berikutnya memindahkan pasien ke tempat tidur.

Langkah-langkahnya sebagai berikut :
1.      Usungan yang berisi penderita diturunkan kurang lebih 1 meter di samping tempat tidur dengan posisi sejajar dengan tempat tidur.
2.      Posisi tempat tidur sudah dbereskan terlebih dahulu.
3.      Dibawah komando komandan memberikan perintah memindahkan pasien.
4.      Tiga orang berjejer (No 1,2 dan3) menghadap usungan (posisi mengangkat pasien) dengan posisi lurus sejajar dengan tempat tidur no. 4 membantu di seberangnya (membelakangi tempat tidur).
5.      Berikan aba-aba mengangkat pasien, letakkan di lutut. No. 4 dan 5 memindahkan usungan/ tandu.
6.      Kemudian Pasien diangkat menuju tempat tidur, no 4 dapat membantu di seberang tempat tidur selanjutnya pasien di letakkan di atas tempat tidur.
7.      Selanjutnya ambil posisi lapor dan segera lakukan laporan dan evaluasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar